Header Ads

Marah Karena Janji Kampanye Tak Ditepati, Walikota ini Dipasung oleh Warga!!!!



Menjadi seorang kepala daerah seperti walikota, tentu mempunyai tanggung jawab yang besar bagi masyarakatnya.

Berbagai janji kepada masyarakat apalagi yang dinyatakan saat kampanye tentu wajib untuk ditepati.

Umumnya, di banyak negara, para politisi atau pelayan masyarakat yang tidak bekerja dengan benar dihukum dengan cara tidak dipilih kembali.

Namun, di Bolivia ternyata ada sistem ‘pengadilan masyarakat’ untuk menghukum pejabat yang tidak becus kerjanya.

Seorang penduduk asli San Buenaventura, Daniel Salvador, mengatakan kepada Radio Fides bahwa Javier Delgado dihukum karena tidak memenuhi janjinya kepada masyarakat setempat.

Javier dianggap telah berbohong kepada mereka dan tidak membuat mereka jadi prioritasnya ketika masyarakat ingin bertemu dengannya.

Itulah yang dilakukan oleh penduduk di kota San Buenaventura, sebuah kota kecil di Bolivia utara.

Belum lama ini mereka menggunakan hak konstitusional mereka untuk ‘pengadilan masyarakat’ dengan cara memasung Javier Delgado selama satu jam.

Tak hanya dikenai hukuman pasung oleh warganya, sang Walikota itu juga diminta mundur atau dipecat.Surat yang ditandatangani warga ini berisi protes dan meminta Delgado dipecat.

Tujuannya, agar ia tahu bahwa masyarakat tidak puas dengan kerjanya sebagai wali kota.

Dalam foto-foto terlihat satu di antara kaki Javier Delgado terpasung di alat hukuman zaman pertengahan dengan dikelilingi masyarakat yang marah.

Foto-foto itu pun menyebar luas di media sosial di Amerika Selatan sejak akhir Februari lalu.

Dilaporkan, pada 25 Februari 2018 Javier Delgado seharusnya meresmikan sebuah jembatan yang dibangun dengan dana negara dan kota praja.

Namun, setiba di lokasi ia jadi kaget ketika kerumunan masyarakat yang telah menunggunya bukan untuk acara peresmian tetapi untuk memberinya pelajaran.

Bahkan tanpa memberi penjelasan mengapa ia dihukum, masyarakat langsung menangkap Javier Delgado dan memasung sebelah kakinya di alat pasung dari kayu.

“Mereka bahkan tidak memberiku kesempatan untuk tahu mengapa mereka langsung menghukum, tetapi aku tidak melawan karena menyadari hal itu beresiko perpecahan berlanjut,” kata Javier Delgado.

Ia menambahkan, akhirnya mereka memberi kesempatan dirinya untuk menjelaskan dan kemudian meminta maaf.

Ternyata masyarakat melihat bahwa mereka telah dimanipulasi dan mendapat informasi yang salah.

Menurut Delgado, lawan politiknya dan pebisnis setempat mencoba untuk merusak pekerjaan yang telah ia lakukan lebih dari dua tahun dalam melayani masyarakat.

Ia mengklaim orang-orang tersebut menguasai transportasi sungai dan perusahaan penebang kayu yang terpengaruh oleh beberapa kebijakannya.

Lebih buruk lagi, kasus ini sebenarnya adalah yang ketiga kalinya dialami oleh wali kota Javier Delgado merasakan pengadilan masyarakat dalam masa 2,5 tahun pemerintahannya.

Yang pertama, ia ditempatkan di gudang selama beberapa bulan begitu mulai bertugas.

Yang kedua, para anggota kota praja menguasai kantornya dan memaksa ia pergi selama dua bulan penuh.

Khawatir akan keselamatannya, ia pergi ke sebuah kota tetangga, hingga sebuah komisi warga asli yang berwenang mengakhiri konflik tersebut.



Dalam pembicaraan dan keluhannya Javier Delgado mengtakan, ia adalah satu-satunya dari sedikit orang di seluruh negeri yang mengalami hukuman pasung tradisional tersebut.
Powered by Blogger.